Mirza Ghulam Ahmad: Sosok Kontroversial di Balik Gerakan Ahmadiyah

Khabarislam.com, Mirza Ghulam Ahmad merupakan figur yang tidak hanya mengklaim dirinya sebagai nabi untuk umat Islam, tetapi juga bagi penganut agama Nasrani dan Hindu. Pada tahun 1900, pengikutnya secara terbuka menyebut Mirza sebagai nabi dan memberikan penghormatan layaknya seorang rasul. Hal ini memicu kontroversi luas di kalangan umat Islam.

Dalam bukunya Ma Hiyal-Qadiyaniyyah, Abul-A’la al-Maududi memaparkan pernyataan salah satu propagandis Ahmadiyah, Maulawi ‘Abd al-Karim, dalam sebuah khutbah Jumat. Maulawi menyerukan kepada jamaah agar mematuhi Mirza Ghulam Ahmad sebagaimana para sahabat mematuhi Nabi Muhammad SAW. Siapa pun yang tidak mematuhi klaim Mirza dianggap telah keluar dari Islam.

Meski Mirza awalnya menyangkal gelar nabi seperti yang disematkan pengikutnya, ia mencoba memperkenalkan konsep kenabian yang berbeda, yaitu an-Nabiyyul-Muhaddas (orang yang berkomunikasi langsung dengan Tuhan). Pandangan ini menjadi salah satu alasan terpecahnya Ahmadiyah setelah wafatnya Mirza.

Pergeseran Keyakinan Mirza Ghulam Ahmad

Sebelum tahun 1901, Mirza menegaskan bahwa dirinya bukan nabi melainkan Muhaddas. Namun, setelah tahun itu, tulisannya mulai mengindikasikan klaim kenabian. Putranya, Basyiruddin Mahmud Ahmad, mengungkapkan bahwa perubahan keyakinan ini menandai peralihan besar dalam akidah Mirza.

Seorang pengikut Ahmadiyah, Jalaluddin Syam, dalam bukunya menjelaskan bahwa perubahan akidah ini membuat Mirza secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai nabi. Hal ini semakin memperdalam perpecahan dengan umat Islam yang menolak keberadaan nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

Mengaku Sebagai Krishna

Pada tahun 1904, Mirza tidak hanya mengklaim dirinya sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi, tetapi juga sebagai Krishna, sosok penting dalam tradisi Hindu. Lewat majalah berbahasa Inggris seperti Review of Religions, ia mempromosikan gagasannya ke dunia Barat. Langkah ini dilanjutkan dengan pendirian misi Islam di Inggris pada 1912 dan Jerman Barat pada 1922.

Dalam bukunya Nurul Haq, Mirza menegaskan misinya untuk meluruskan kesalahpahaman dunia Barat terhadap Islam. Namun, di tengah keberhasilan menyebarkan gagasan ini, ia menghadapi tantangan besar, terutama dari umat Islam yang menolak keras klaimnya.

Reaksi dan Penolakan

Kontroversi yang ditimbulkan klaim kenabian Mirza memicu perpecahan tajam di kalangan umat Islam. Banyak ulama mengeluarkan fatwa yang menganggap Ahmadiyah keluar dari Islam. Hubungan sosial antara pengikut Ahmadiyah dan umat Muslim non-Ahmadiyah pun memburuk. Perkawinan dianggap tidak sah, dan harta benda mereka sering kali dirampas tanpa perlindungan hukum.

Maulana Muhammad ‘Ali menggambarkan situasi sulit yang dihadapi Ahmadiyah sebagai bentuk isolasi sosial yang parah. Namun, meskipun mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk umat Islam, Hindu, dan Kristen, para pengikut Ahmadiyah tetap bertahan dalam keyakinan mereka.

Warisan Kontroversial

Mirza Ghulam Ahmad meninggalkan warisan yang terus menjadi perdebatan hingga kini. Bagi para pengikutnya, ia adalah pembaharu yang diutus untuk memperbaiki umat manusia. Namun, bagi mayoritas Muslim, klaimnya dianggap bertentangan dengan prinsip dasar Islam yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir.

Kisah Mirza Ghulam Ahmad mencerminkan kompleksitas dinamika agama dan keyakinan, yang tidak hanya memengaruhi hubungan antarumat beragama, tetapi juga memicu perpecahan di dalamnya.

Related Posts

Sebutkan Cara Colly yang Benar Menurut Islam

Khabarislam.com, Bagi umat Islam, menjaga kebersihan diri adalah bagian dari ibadah. Salah satu praktik yang penting adalah mencuci atau membersihkan area intim, yang dikenal sebagai colly laki. Dalam Islam, kebersihan…

Cara Mengusir Semut Menurut Islam: Tips Praktis dan Islami untuk Rumah Bersih

Khabarislam.com, Pernahkah Anda menemukan semut-semut kecil yang menggerombol di meja makan atau mungkin muncul di dapur Anda? Meskipun semut-semut ini terlihat tak berbahaya, kehadiran mereka yang tiba-tiba bisa mengganggu kenyamanan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mukjizat Al Qur-an

Mukjizat Al-Qur’an: Bukti Keajaiban dalam Peradaban Manusia

Mukjizat Al-Qur’an: Bukti Keajaiban dalam Peradaban Manusia